Wednesday, March 22, 2017

0818597166 LEE MAN FONG PELUKIS ISTANA NEGARA

LEE MAN FONG PELUKIS ISTANA NEGARA INDONESIA
Lahir di Guangdong, China pada tanggal 14 November 1913, keluarganya berimigrasi ke Singapore saat ia berumur 3 tahun. Ayahnya Lee Ling Xi adalah seorang pedagang dengan sepuluh anak yang berhasil membuka toko pakaian barat dan furnitur china di Hight Street, Singapore. Lee dididik di sekolah Yang zheng dan St Andrew's. Dia belajar membuat sket dan menggambar dari seorang master pelukis china, Mei yu Tian.
Dari usia 16 tahun Lee sudah belajar melukis dengan cat minyak, lukisan cat minyaknya yang pertama yakni Kuil Shuang Lin tahun 1929. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1930, Lee bertanggung jawab mencari nafkah untuk ibu dan adik-adiknya. Ia bekerja pada sebuah perusahaan surat kabar, untuk pembuatan klan dan gambar kartun.
Pada tahun 1932, ia pindah ke Jakarta untuk menjadi editor seni Surat kabar Cina, Shibao, yang ditinggalkannya tahun berikutnya untuk menjadi seorang desainer di penerbitan mapan perusahaan Koiff & CO. Tak lama Lee pun meninggalkan perusahaan ini pada tahun 1936 dan mendirikan sebuah biro iklan sendiri, Arditya Reclame & Friends.
Walaupun sibuk dengan bisniznya, Lee tidak pernah meninggalkan kegiatan melukisnya. Pada tahun 1936, ia ikut memamerkan lukisannya dalam pameran yang diselenggarakan oleh Asosiasi seni Hindia Belanda. Ketika itu Gubernur Jenderal Belanda B. C. de Jong, membeli karya Lee yang berjudul "Telaga Warna". Dari seorang seniman biasa keturunan China, sontak namanya menjadi terkenal karena terpampang disurat kabar Hindia belanda waktu itu.
Pada tahun 1941, Lee meninggalkan dunia periklanan untuk menjadi seorang seniman penuh waktu. Dia menghabiskan tiga bulan untuk melukis di Bali dan kemudian mengadakan pameran tunggal pertamanya di Jakarta sebelum bepergian ke Singapura.
Selama pendudukan Jepang di Hindia Belanda, Lee ditangkap dan dipenjarakan oleh pemerintah militer Jepang karena dituduh terlibat dengan pergerakan bawah tanah, revolusioner fu xing. Didalam penjara ia berteman dengan sipir Jepang, Takahashi Masao, yang menyelundupkan kuas dan kertas dan cat untuk Lee. Enam bulan kemudian dia dibebaskan kerena terbukti tdak bersalah.
Lee juga berteman dengan Sukarno, seorang pejuang muda yang kemudian menjadi Presiden pertama Indonesia merdeka. Menurut Lee, Soekarno sering mengantarnya ke galeri seni, dimana mereka akan membahas karya-karya yang dipajang disana.
Setelah Indonesia merdeka, Lee Man Fong didaulat oleh Presiden Soekarno untuk menjadi pelukis istana dan menjadi warga negara Indonesia. Lee Man Fong diakui sebagai perintis pelukis Asia Tenggara. Pada Tahun 1964 ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk membuat buku yang berjudul "Lukisan-Lukisan dan Patung Koleksi Presiden Soekarno dari Republik Indonesia".
Lee man fong sendiri juga membuat buku sendiri yang berisi kumpulan lukisannya, diterbitkan dalam buku Lee Man Fong: Oil Paintings, volume I dan II dan diterbitkan oleh museum Art Retreat. Buku ini ditulis oleh kritikus seni Indonesia Agus Dermawan T., sementara seleksi karya dilakukan oleh Siont Tedja. Kedua buku yang keseluruhannya berisi 700 halaman ini berisi 471 lukisan pilihan koleksi banyak kolektor dari seluruh Dunia.
Pada tahun 1966, karena kekacauan politik di Indonesia, Lee Man Fong hijrah ke Singapura dan lama menetap di sana, oleh sebab itu ia bahkan dianggap sebagai pelukis Singapura. Pada tanggal 3 april 1988 Lee Man Fong meninggal dunia di Puncak, Jawa Barat, karena sakit liver dan paru-paru yang dideritanya.
Dibawah ini kita dapat menyaksikan karya-karya besar Lee Man Fong yang juga pernah mendapat bea siswa dari pemerintahan Belanda untuk belajar seni dan menetap di Belanda selama 6 tahun bersama keluarganya antara tahun 1946 hingga 1952 dan sempat pula mengadakan pameran tunggalnya disana.











































DQ Art Gallery menerima pesanan art painting :
Semua aliran lukisan

Email : danieldq2016@gmail.com


SMS/WA :0818597166




bit.ly/2painting







No comments:

Post a Comment