Thursday, February 3, 2022

LUKISAN AYAM JAGO

 Maaf  lukisan ayam jago yang berjudul SANG PETARUNG TANGGUH ini sudah laku terjual





                                                   Judul : SANG PETARUNG TANGGUH
                                                    Ukuran : 100 x 100 cm
                                                    SOLD OUT.




Thursday, January 27, 2022

DIJUAL BUNGA MAWAR DALAM VAS

 DIJUAL BUNGA MAWAR DALAM VAS

Oil on canvas, 90 x 120 cm

By, Daniel de Quelyu

Phone / WA : 0818597166









DIJUAL LUKISAN BUNGA DALAM VAS

 DIJUAL LUKISAN BUNGA DALAM VAS

Oil on canvas, 100 x 100 cm

by, Daniel de Quelyu

Phone/ WA : 0818597166








Saturday, October 23, 2021

DIJUAL LUKISAN BURUNG FLAMINGO BY DANIEL DE QUELYU

 Dijual lukisan burung FLAMINGO

Oil on canvas

115 x 200 cm

Pelukis : Daniel de Quelyu

Phone/ WA : 0818597166













Wednesday, August 25, 2021

JUAL LUKISAN MERCUSUAR By Daniel deQuelyu

 MERCUSUAR

OIL ON CANVAS 

50 X 70 CM

PELUKIS : DANIEL DE QUELYU

PHONE/WA : 0818597166

==========================






Lukisan ini aku buat untuk mengenang kakak perempuanku, kakak sulung kami yang sudah almarhumah setahun yang lalu. Kenangan masa kecil yang indah bersamanya masih melekat kuat dalam ingatanku.

Saat itu ditahun 1965, aku masih sekolah TK, sedang kakakku sudah bekerja sebagai perawat diRS Timah dikota tempat kami tinggal.
Kenangan yang tidak pernah aku lupakan yaitu saat kakakku bersama teman2nya mengadakan tour kekota Muntok, berjarak 140 km dari Pangkal Pinang.
Rombongan tournya hanya berjumlah tujuh orang, termasuk aku peserta paling ganteng dan juga imut🤭. Mobil yang kami tumpangi yaitu minibus milik perusahaan Timah. Sepanjang perjalanan aku tertidur dipangkuan kakakku dan dibangunkan saat hendak makan siang di tempat persinggahan yang bernama Kelapa.
Di Muntok kami mengunjungi Wisma tempat pengasingan Presiden Soekarno di Gunung Menumbing, dan disana ada mobil Ford BN 10 yang dulu digunakan oleh Sang Ploklamator masih terawat apik, namun entah mengapa aku begitu takut untuk mendekat, mobil sedan besar berwarna hitam mengkilap itu, tampak begitu sangar dimataku.
Setelah itu kami mengunjungi Mercusuar yang terletak di Tanjung Kalian dekat pelabuhan. Terus terang aku terpukau dengan bangunan menara yang tingginya serasa menyentuh awan. Mercusuar yang belakangan aku tau ceritanya dari mbah Google setinggi 65 mt itu buatan Belanda namun ber-arsitektur Inggris. Dibangun pada tahun 1862 untuk memandu kapal2 yang keluar dan masuk Selat Bangka.
Saat menuju pulang, kami melewati sederetan rumah rumah bergaya kolonial Belanda bercat putih yg menurut kakakku disalah satu rumah gedong itu, ia menghabiskan masa kecilnya saat papa masih bertugas di Muntok. Dan kala melewati Kerkhof, kuburan Belanda, kakak juga memberitahuku bahwa abang kami yang no empat dimakamkan disana, meninggal saat masih bayi.
Hari sudah larut ketika kakak membangunkanku untuk turun dari minibus tersebut, yang berhenti tepat didepan jalan kecil berbatu merah menuju rumah kami.
Makasih ya dek sudah menemani kakak seharian, kamu pasti capek sekali yaa, ujar kakak sambil menggandeng erat tangan kecilku. Aku hanya diam karena masih mengantuk dan purnama bulat sempurna diatas sana menerangi langkah kaki kami dari gelapnya malam.
_____________
MERCUSUAR
Oil on canvas.









Sunday, March 21, 2021

DIJUAL LUKISAN MONSTERA GOLDEN LEAF (By Daniel de Quelyu)

Dijual lukisan MONSTERA GOLDEN LEAF

By : Daniel de Quelyu

Berminat hub : (HP/WA 0818597166)


Sekolah Esde kami dulu berada dipemukiman elite ex kolonial Belanda, yang rumahnya besar- besar bergaya rumah Belanda klasik dengan halaman yang luas. Didepan dan belakang rumahnya terdapat pepohonan yang rindang seperti pohon Soga, yang berbunga kuning, pohon Sepatudea yang berbunga merah, pohon flamboyan juga pohon pisang kipas dan lain sebagainya.

Jalanan menuju sekolah kami sangatlah sepi terutama jalan yang melewati belakang rumah -rumah belanda yang berpagar kawat duri tinggi serta dirambati tanaman liar dan semak belukar. Disalah satu sisi jalannya tumbuh sebatang pohon Sepatudea yang sudah tua, walau tidak terlalu tinggi namun cukup menyeramkan karena seluruh batang pohonnya ditutupi tanaman rambat yang berdaun lebar sehingga dibawahnya terbentuk seperti rongga atau goa yang cukup luas, seperti sarang penyamun.
Setiap pulang sekolah, kami ber-empat sianak kolong, sebutan anak tentara kala itu selalu inspeksi kesarang penyamun. Walau sebenarnya kami takut sekali untuk masuk kesana, namun rasa ingin tau kami jauh melebihi rasa takut itu sendiri. Disana kami sering menemukan benda- benda asing, seperti korek api Zippo, scraf, bando perempuan, sisir, sabuk pria, bahkan kaca mata Rayban ala John Lenon yang kami pakai bergantian sepanjang perjalanan pulang. Kala itu kami percaya semua barang- barang yang kami temukan itu adalah hasil jarahan para penyamun yang tertinggal disana.
Namun setelah dewasa kami baru ngeh ternyata sarang penyamun bila malam hari digunakan untuk tempat Rendezvous pasangan muda mudi, karena pastinya sangat gelap dan sepi.
Juga baru belakangan ini aku mengetahui tanaman rambat yang berdaun lebar itu ternyata nama latinnya Monstera Deliciosa alias Janda Bolong yang sedang ramai dicari. Dan salah satu jenisnya yang langka dan paling mahal yang menjadi incaran para pria berkantung tebal dan penggemar janda bolong tentunya, yaitu Monstera Obliqua.
Sedangkan janda bolong yang sekarang sudah selesai aku garap distudioku saat ini bernama, Monstera Golden Leaf alias janda bolong berdaun emas.
Salam sejahtera sehat selalu kawan.
MONSTERA GOLDEN LEAF
By Daniel de Quelyu
Oil on canvas
110 x 110 cm









Wednesday, November 18, 2020

DIJUAL LUKISAN IKAN HIAS MERAH by DANIEL DE QUELYU

 

IKAN HIAS MERAH

By. Daniel de Quelyu


Setelah selesai bertugas dari Angkatan Darat, bapakku memulai biznis dengan berternak ayam potong, cukup menjanjikan memang karena tiga sampai empat bulan ayam-ayam sdh bisa dijual. Dari ternak ayam potong kemudian berkembang dengan berternak ayam petelur. Setiap dua hari sekali bapak membawa telur-telur tersebut ke pasar.

Disamping pekerjaan rutin mengurus ayam, bapak juga hoby memelihara ikan hias yang berwarna merah. Tidak peduli ikan hias jenis apa kadang ikan pedang, lain waktu ganti ikan mas dan lainnya yang pasti warnanya merah dan hanya tunggal, hanya seekor saja.
Namun sayang ikan hias itu hanya bisa bertahan beberapa hari saja, karena hanya ditempatkan dalam toples kaca bening besar bekas tempat taucho dengan alat gelembung oksigen tanpa filter sirkulasi air.
Suatu hari sewaktu pulang sekolah aku melihat sebuah aqurium kaca yang berukuran cukup besar disudut ruang tengah, lengkap dengan gelembung oksigen dan filter airnya. Tak ketinggalan se-ekor ikan hias merah yang berenang bebas didalamnya.

Sedangkan toples bekas taucho teronggok disamping lemari dapur, melihat itu aku punya ide untuk mempergunakan toples itu sebagai wadah aduan ikan sepat.
Selesai makan siang aku mengajak adikku yang masih duduk diTK untuk mencari ikan sepat. Dengan berbekal tampah bekas dan kaleng susu, kami bergegas menuju ke-kebun pisang Haji Badar karena disekeliling kebun pisangnya diberi selokan air yang cukup lebar dan banyak ditumbuhi teratai dan lotus.
Walau lumpur sudah sebatas paha namun aku dan adikku tetap semangat berusaha menanggok ikan sepat, usaha kami tidak sia-sia ahirnya kami mandapat dua ekor ikan sepat jantan. Sebelum pulang kami berdua membersihkan tubuh dan pakaian agar tidak dimarahi bapak.

Sesampai dirumah, atraksi aduan ikan sepatpun dimulai, cukup seru walau dengan sembunyi- sembunyi dibelakang kandang ayam. Namun teriakan kami ternyata cukup menarik perhatian bapak yang tak lama muncul dibelakang kami. "Dapat ikan sepat dari mana itu" tanya bapak. "Nanggok diselokan kebun pisang Haji Badar pak " jawab adikku dengan nada bangga, padahal seminggu yang lalu ada seorang anak yang tenggelam dilumpur saat nanggok ikan, untung masih bisa tertolong.
Tak ayal aku dan adikku mendapat sabetan rotan dikaki dan aku sebagai kakak yang bertanggung jawab yang usianya dua tahun lebih tua mendapat bonus sabetan dua kali lebih banyak. Sakitnya jangan ditanya, dan selanjutnya kami disuruh mandi, ganti pakaian dan masuk kamar tidur.

Saat bangun tidur aku melihat toples taucho sdh diletakkan diatas rak makanan ayam. Sedangkan ikan sepat kami sudah dicemplung kedalam sumur.
Aku dan adikku hanya memandang sedih kedalam sumur.
"Ikan sepat kita pasti sedang bertarung didalam sana" kataku lirih.
"Tapi bang pasti ngga seru, karena ngga ada yang sorakin" timpal adikku dengan polosnya.
"Iya juga siiih.... "
Hahahahaha ! ðŸ˜€ðŸ˜ƒ

IKAN HIAS MERAH
Oil on canvas
110 x 110 cm