Wednesday, November 13, 2019

DIJUAL LUKISAN KOTA SURABAYA BY DANIEL DE QUELYU (WA/HP 0818597166)

PANDEGILING SURABAYA
Oil on canvas 95 x 145 cm

Saat pertama mulai bekerja disebuah perusahaan peleburan baja dikawasan Rungkut Industri sempat membuat aku syock. Kesibukan kerja yg sangat padat menyita hampir seluruh waktuku yang hanya tersisa diahir pekan, oleh sebab itu aku selalu punya agenda acara untuk menyenangkan diri.

Saptu sore seusai ngantor aku selalu menghabiskan waktu dengan jalan2 disepanjang jalan Tunjungan melihat- lihat pajangan dietalase sambil menikmati ice cream yg sebelumnya dibeli didepan toko Nam yang legendaris.
Oiya,...toko Nam yg termasuk bangunan cagar budaya itu sayangnya sudah dirobohkan pada tahun 1995 dan hanya menyisakan beberapa pilar dan tembok yang sekarang telah menjadi bagian dari mall yang sangat megah.

Kadang aku hanya menghabiskan ahir pekan dengan membaca buku berjam- jam diperpustakaan Toko buku Sarinah yg juga terletak dijalan Tunjungan lantai tiga yang berseberangan dengan gedung bioskop Aurora. Baru beranjak keluar kalau sudah diingatkan penjaga saat perpustakaan akan tutup.
Lain waktu ahir pekan aku bisa semalaman berada diToko Nam ataupun di Siola yg dulu masih berupa mall dan banyak barang serta pakaian yg dibandrol dengan harga discont hingga 50% yang membuat hati lemah ini selalu tergoda untuk membeli.

Namun dari semuanya itu daerah jalan pandegiling ini yang menjadi tempat favoritku, karena disana ada bioskop kelas pinggiran yang mengingatkan aku akan bioskop yang ada dikota asalku, murah meriah dan happy. Bioskop Dana yang berada tak seberapa jauh dari hotel Olympic yang terkenal dengan gaya arsitektur Streamline Moderne, senantiasa memanjakan para penonton dengan bebas merokok selama pemutaran film, sehingga gambar layar menjadi kabur karena gedung dipenuhi asap rokok. Film yang diputar biasanya film India, Mandarin, Indonesia dan kadang film laga Amerika. yang serunya lagi penontonnya super aktif kadang bersorak dan berteriak bahkan bertepuk tangan menyemangati sang bintang pujaan, persis nobar sepak bola. Alamaaak !

Bubaran bioskop biasanya aku langsung ngandok soto Lamongan yg berada ditrotoar dekat bioskop, dan juga tak lupa membeli majalah Intisari yang terbit sebulan sekali, juga koran merah yang kiaosnya berada persis disebelah warung soto.
Disebut koran merah, karena banyak judul tulisannya dicetak dengan tinta merah yang mengundang sensasi untuk membaca isinya.

Namun Sayang gedung bioskop Dana sudah lama tidak beroperasi lagi dan kini menjadi gedung tua yang kumuh dan rapuh serta terkesan horor, tak lagi layak untuk dilihat. Dibagian depannya telah ditutupi pagar seng yang tinggi sehingga tak tampak dari luar. Sang primadona Keputran tahun 50an itu kini seakan pasrah menunggu eksekusi modernisasi kota seperti yang dialami gedung2 tua seangkatannya.

Terinspirasi dari catatan harian
Surabaya, medio 1983



JUDUL           : PANDEGILING SURABAYA
UKURAN        : 95 X 145 CM
MEDIA            : OIL ON CANVAS