Tuesday, April 11, 2017

0818597166 DULLAH PELUKIS REVOLUSIONER INDONESIA

DULLAH PELUKIS REVOLUSIONER INDONESIA


Dullah lahir dikota Solo, Jawa Tengah pada tanggal 19 September 1919, ia lahir dari keluarga pembatik yang sudah tidak asing dengan dunia seni lukis. Dullah belajar melukis dari S.Sudjojono dan Affandi ketika menjadi anggota Seniman Indonesia Moeda (SIM). Dullah memimpin sekelompok seniman muda untuk melukis langsung peristiwa-peristiwa selama pendudukan Yokyakarta (perang kemerdekaan) sebagai usaha pendokumentasian sejarah perjuangan bangsa.
Adegan-adegan pertempuran hidup selama perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda membuatnya dikenal sebagai "Pelukis Revolusioner".


Dullah juga dikenal sebagai pelukis Istana Negara di era Soekarno sejak tahun 50an hingga awal 60an. Yang bertugas merestorasi lukisan yang rusak, juga menjadi bagian dalam penyusunan buku koleksi lukisan Presiden Soekarno.
Dullah seorang pelukis realis yang jarang berpameran, tapi pamerannya bersama anak didiknya di Gedung Agung (Istana Kepresidenan Yogya) tahun 1978, berhasil menarik puluhan ribu pengunjung, pameran tersebut sempat diperpanjang satu hari namun pintu gerbang Gedung Agung bagian utara sempat jebol. Dan pameran itu dilanjutkan kembali dari tanggal 20 Desember 1979 hingga 1 Januari 1980 di Aldiron Plaza Jakarta. Banyak orang yang kecewa karena ia tidak menjual lukisannya.

Dullah juga seorang penulis sajak, beberapa sajaknya dimuat dalam Bunga rampai sastra Inonesia yang dihimpun oleh HB Jassin, pernah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris yang terbit dalam sebuah kumpulan di Pakistan. Sebuah puisinya yang berjudul Anak Rakyat ditulis tahun 1943 dimuat dalam Gema Tanah Air, yang sudah mengisyaratkan kegandrungannya kepada tema perjuangan dalam karya lukisannya.

Banyak lukisannya yang menjadi koleksi pejabat-pejabat penting pamerintah, kolektor seni baik dalam maupun luar negeri, diantaranya Presiden Soekarno, Mohammad Hatta, Adam Malik, mantan Presiden Amerika Serikat Eisenhower, dan wakilnya Walter Mondale, mantan Perdana Menteri Australia Rudolf Menzies dan museum seni lukis di Ceko, serta banyak lagi.
Dullah dikenal sebagai master lukisan potret, dia juga menjadi seorang guru yang memiliki banyak siswa dalam kelompok Pajeng, sebuah sanggar seni yang didirikannya pada tahun 1974 di Pajeng, Bali. 

Dan bukunya yang berjudul "Karya dalam Peperangan dan Revolusi" diterbitkan tahun 1982. Museumnya yang didirikan dikota Solo pada tahun 1970an untuk mewadahi koleksi karya-karyanya dan juga seniman Indonesia lainnya yang dikelola pemerintah Kotamadya Surakarta hingga kini masih representatif. Museum yang sempat ditutup beberapa tahun setelah kerusuhan. Dullah meninggal di Yogyakarta pada tanggal 1 Januari 1996 pada usia 76 tahun.

Dibawah ini dapat kita saksikan karya lukisan Dullah yang sangat luar biasa.



































DQ Art Gallery menerima pesanan art painting :
Semua aliran lukisan

Email : danieldq2016@gmail.com


SMS/WA :0818597166




bit.ly/2painting



 





No comments:

Post a Comment