BY DANIEL DE QUELYU.
0818597166
Lama sudah rasanya tidak pulang kerumah tempat kelahiran, setelah orang-orang yg dicintai sudah tak lagi ada dan saudara-saudara yg dikasihi telah lama pergi meninggalkan rumah kayu. Kadang timbul kerinduan untuk berkumpul kembali dan mendengar gelak tawa serta canda ria bersama seperti waktu kecil dulu....
Rumah kayu yang berdinding papan disaat hujan dinginnya menusuk hingga ketulang, dan monopoli selimut diwaktu tidur sering kali diahiri dengan tangisan sibungsu yang selalu gagal mendapatkan selimut diantara saudara lelakinya.
Rumah kayu yang berhalaman luas selalu memberi tempat bagi kami bersaudara bermain petak umpat. Rumah yang selalu hangat dengan celoteh dan teriakan serta tangis kecil kami. Juga rumah impian setiap anak untuk melepaskan penat setelah seharian beraktivitas.
Dan pagi hari adalah momen terindah dari seluruh bentang waktu yang ada, dimana akan tampak halimun bergayut mesra memeluk genting merah rumah kayu, seakan enggan untuk berpisah ...
Hamparan rumput hijau yang berselimut embum tipis dan bunga2 seribu bermunculan dirimbun daunnya, tumbuh subur disekeliling rumah dengan aneka warna yang memukau, putih, biru muda, ungu pucat, pinky serta kuning .....
Namun kini rumah kayu sudah semakin tua dan sepi, seakan kehilangan gairah setelah ditinggal pergi para penghuninya. Tahun-tahun yang penuh dengan bahagia seakan lenyap dan berlari entah kemana.
Hanya bunga2 seribu yang masih setia untuk tersenyum walau tak lagi cantik seperti dulu. Bunga2 seribu senantiasa memanggilku pulang, tuk mengingat akan sagalanya. Tentang mimpi yang terlewatkan,....
Lukisan dibawah ini terinspirasi akan kerinduan rumah tua di kampung halaman yang berdinding papan. Sekeranjang bunga seribu tergantung digagang pintunya, seakan berkata....... WELCOME HOME GUYS!
Judul Lukisan : Welcome Home (2014)
Ukuran : 100 x 120 cm
Lama sudah rasanya tidak pulang kerumah tempat kelahiran, setelah orang-orang yg dicintai sudah tak lagi ada dan saudara-saudara yg dikasihi telah lama pergi meninggalkan rumah kayu. Kadang timbul kerinduan untuk berkumpul kembali dan mendengar gelak tawa serta canda ria bersama seperti waktu kecil dulu....
Rumah kayu yang berdinding papan disaat hujan dinginnya menusuk hingga ketulang, dan monopoli selimut diwaktu tidur sering kali diahiri dengan tangisan sibungsu yang selalu gagal mendapatkan selimut diantara saudara lelakinya.
Rumah kayu yang berhalaman luas selalu memberi tempat bagi kami bersaudara bermain petak umpat. Rumah yang selalu hangat dengan celoteh dan teriakan serta tangis kecil kami. Juga rumah impian setiap anak untuk melepaskan penat setelah seharian beraktivitas.
Dan pagi hari adalah momen terindah dari seluruh bentang waktu yang ada, dimana akan tampak halimun bergayut mesra memeluk genting merah rumah kayu, seakan enggan untuk berpisah ...
Hamparan rumput hijau yang berselimut embum tipis dan bunga2 seribu bermunculan dirimbun daunnya, tumbuh subur disekeliling rumah dengan aneka warna yang memukau, putih, biru muda, ungu pucat, pinky serta kuning .....
Namun kini rumah kayu sudah semakin tua dan sepi, seakan kehilangan gairah setelah ditinggal pergi para penghuninya. Tahun-tahun yang penuh dengan bahagia seakan lenyap dan berlari entah kemana.
Hanya bunga2 seribu yang masih setia untuk tersenyum walau tak lagi cantik seperti dulu. Bunga2 seribu senantiasa memanggilku pulang, tuk mengingat akan sagalanya. Tentang mimpi yang terlewatkan,....
Lukisan dibawah ini terinspirasi akan kerinduan rumah tua di kampung halaman yang berdinding papan. Sekeranjang bunga seribu tergantung digagang pintunya, seakan berkata....... WELCOME HOME GUYS!
Judul Lukisan : Welcome Home (2014)
Ukuran : 100 x 120 cm